Search Engine Submission - AddMe rizka: April 2010

Selasa, 20 April 2010

Inilah Tokoh-tokoh Penting Buronan Polri

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam 31 nama di daftar pencarian orang (DPO) tersangka terorisme yang dilansir Polri, terdapat beberapa nama yang diklaim Polri sebagai tokoh-tokoh penting dalam kegiatan terorisme di Aceh, Jawa, dan Jakarta. Mereka dianggap penting karena peranan dan jejak rekam kejahatannya.

"Mereka tokoh-tokoh penting dan termasuk yang membantu mengevakuasi Maulana dan kawan-kawan," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang di Mabes Polri, Kamis (18/3/2010).

Berikut adalah daftar nama mereka:
1. Abdullah Sonata, eks narapidana terorisme yang menyembunyikan Dr Azahari dan Noordin M Top dalam pelariannya serta terlibat dalam perencanaan latihan dan rekrutmen peserta latihan militer.
2. Pak Tuo alias Saptono, yang diketahui sebagai adik Jaja alias Pura Sudarmo, asal Bandung dan berperan sebagai pengantar bahan peledak bom Bali I dengan CV Ekspedisi Sajiranya.
3. Maulana alias Mukhlis alias Ruslan alias Lukman alias Zakaria, asal Bogor, yang diketahui pernah bergabung dengan MILF di Pos Pawas, Mindanao, dan merupakan eks tahanan ISA Malaysia serta tersangka percobaan pembunuhan Matori Abdul Djalil. Perannya sebagai fasilitator pelatihan militer di Aceh.
4. Mush'ab alias Subgho alias Holil, rekan Dulmatin yang bersama-sama dengan Dulmatin di Pamulang, melakukan pengkajian (sisi ruqyat) dalam taklim.
5. Kamal alias Abul Hamid, pengikut Ustaz Aman Abdurahman, berasal dari Majalengka, yang berdasarkan instruksi Abu Yusuf alias Mustaqim mencari target Amaliyah di Banda Aceh dan telah melakukan survei tempat-tempat yang akan dijadikan target.
6. Ali alias Fani, asal Pamulang, yang merupakan ipar Dulmatin. "Dia menikah dengan adik istrinya Dulmatin di Lampung," kata Edward.
Termasuk di dalam tokoh-tokoh penting adalah sepupu Shiren Sungkar, Babe alias Abu Hamzah alias Reza.

Adapun nama 24 DPO lainnya selain DPO yang merupakan tokoh penting itu dipaparkan Edward sebagai berikut:

1. Ustaz Abu Yusuf alias Mustaqim. Dia merupakan pimpinan latihan dan pelatih menembak serta map reading. Pria asal Lampung, lulusan akademi militer (Akmil) Jamaah Islamiyah (JI) di kamp Hudaibiyah, Mindanao. Abu Yusuf diduga memiliki senjata laras panjang M-16 Armalite.
2. Tongji alias Ustaz Warsito alias Hasbi, asal Pamulang.
3. Ustaz Ziad alias Deni Suramtoalias Toriq, asal Solo.
4. Ustaz Ubaid alias Adi alias Jakfar, asal Magetan.
5. Abu Asma alias Pandu, asal Solo.
6. Rakhmat alias Tono alias Bayu Seno, asal Solo.
7. Usma alias Gito, asal Lampung, yang merupakan rekrutan Ustaz Mansyur.
8. Firin alias Rambo, asal Solo, yang juga direkrut Ustaz Mansyur.
9. Abu Abi alias Yusuf asal Pandeglang (DPO), Banten.
10. Rauf alias Kholik asal Pandeglang (DPO), Banten.
11. Fadil (DPO), asal Jawa Tengah.
12. Zuhair (DPO), asal Jawa Tengah.
13. Nukman (DPO), asal Banda Aceh.
14. Muhsin alias Imam Muda alias Aconk (DPO), asal Keudee Lampoh Saka, Sigli, Kabupaten Pidie.
15. Ismail (DPO).
16. Wajah Cina (DPO), asal Pandeglang, anak angkat Saptono.
17. Taufik alias Abu Sayyaf alias Alek alias Nurdin (DPO), asal Pante Cruem, Padang Tiji, Kabupaten Pidie, wakil pimpinan Al Qaeda wilayah Pidie.
18. Abu Rincung (DPO), asal Lhoksukon, Aceh.
19. Abid (DPO), asal Parang Sekuring, Aceh Utara.
20. Alek (DPO), asal Parang Sekuring, Aceh Utara.
21. Abu Syam alias Syamsudin (DPO).
22. Ayub alias Abu Ishak (DPO), asal Sukmajaya, Depok, Ponpes Ustaz Aman Abdurrahman.
23. Imam alias Yasir alias Harun (DPO), asal Jakarta.
24. Azwani alias Abu Mus'ab alias Maratunsi. Pria asal Gampong Awee Geutah, Peusangan, Bireun, itu merupakan panglima Al Qaeda wilayah Batee Iliek.
"Dia (Azwani) diketahui pernah latihan menembak di lapangan tembak Markas Brimob Kelapa Dua, Depok," tandas Edward.

Sumber dari : http://nasional.kompas.com/read/2010/03/18/22341766/Inilah.Tokoh-tokoh.Penting.Buronan.Polri

Minggu, 18 April 2010

bingkai

al qaida serukan penculikan warga asing di asghanistan

Seorang pejabat senior Al Qaida menyerukan gerilyawan Taliban melakukan aksi penculikan warga asing di Afghanistan untuk memaksa pasukan pimpinan Amerika Serikat merundingkan pertukaran tahanan, kata media Australia.
Sydney, 16/9 (ANTARA/Reuters) - Seorang pejabat senior Al Qaida menyerukan gerilyawan Taliban melakukan aksi penculikan warga asing di Afghanistan untuk memaksa pasukan pimpinan Amerika Serikat merundingkan pertukaran tahanan, kata media Australia.
Seruan itu dikeluarkan oleh penasehat kawakan Al Qaida Mustafa Hamis, yang juga dikenal sebagai Abu Walid al Masri, dan berasal dari pusat tahanan AS di Teluk Guantanamo, kata mantan pengamat kontra terorisme Leah Farrall kepada surat kabar Australia, Rabu.
Farrall, yang bekerja sebagai seorang pengamat intelijen kontra terorisme untuk Kepolisian Federal Australia, mengatakan ia mengungkapkan dokumen internet Al Qaida, yang ditulis akhir Juli, ketika merampungkan tugasnya untuk meraih gelar doktor menyangkut Al Qaida di Universitas Monash, Australia.
Dokumen itu "The Soldier in Afghanistan - the first step for the release of all prisoners of the war on terror", membantah penangkapan seorang tentara Amerika awal tahun ini sebagai satu preseden dalam satu kampanye penculikan para warga sipil Barat untuk merundingkan pembebasan tahanan Taliban dan Al Qaida.
"Mengarahkan tulisannya pada kepemimpinan Taliban, Masri mengatakan kini saatnya bagi mereka untuk mulai mengincar warga-warga sipil asing serta personil militer," kata Farral dalam tulisannya di Australia itu.
"Ia menyarankan agar mereka juga mengubah peraturan seperti yang dilakukan AS. Ia mengemukakan kepada mereka sekarang diperbolehkan mulai menculik para warga sipil asing dari jalan-jalan. Dengan menggunakan strategi itu, ia yakin dapat menghasilkan pembebasan semua tahanan yang ditahan Amerika dalam perangnya terhadap teror," katanya.
"Masri menentang penahanan AS dan penyiksaan warga Muslim dan kegagalannya untuk memisahkan antara warga sipil dan militer, membenarkan penggunaan strategi baru ini. Ia mengatakan Taliban baru mulai melakukan itu seperti yang dilakukan oleh musuhnya itu."
Hamis ditahan di Iran sejak tahun 2003 tetapi tetap seorang tokoh yang berpengaruh dalam gerakan itu dan mempertahankan kontak dengan para pengikutnya melalui laman internetnya Jihadist, kata Farral.
Enam minggu setelah tulisannya disiarkan, wartawan surat kabar New York Times Stephen Farrell dan rekan Afghanistannya diculik di Afghanistan.
"Saran-saran ini sekarang dapat menimbulkan konsekuensi di lapangan di Afghanistan. Akan terjadi lebih banyak penculikan jika hal itu diterapkan sepenuhnya oleh Taliban," katanya.
U U U AL QAIDA SERUKAN PENCULIKAN WARGA ASING DI AFGHANISTAN U U U Wednesday, 16 September 2009 22:56 –

Wartawan Farrell asal Inggris itu dibebaskan tetapi rekannya dari Afghanistan tewas dalam satu operasi

penyelamatan awal September.
Farrall mengatakan tulisannya itu adalah sanksi publik pertama oleh seorang tokoh senior gerilyawan tentang kampanye penculikan jangka panjang dan sistematik yang ditujukan kepada warga sipil dan personil militer untuk memberikan tanggapan langsung pada kebijakan AS dalam tanggapan langsung terhadap kebijakan penahanan AS dalam perangnya terhadap teror. (Uu.H-RN/A/M016)

sumber dari: http://www.find-pdf.com/cari-alqaida+com.html